Sabtu, 29 Oktober 2011

ALAMAT web bursa mobil

 Inilah alamat alamat nya
SELAMAT MENCOBA

SEMOGA MENDAPAT MOBIL YANG BAGUS DENGAN HARGA YANG BAGUS
http://www.berniaga.com
http://mobil.tokobagus.com
http://kapanlagi.com
http://gudangmobil.com
http://www.mobilraya.com/baru/bursa_mobil
http://warungmobil.com
http://www.autocarprices.com
http://www.mobilbekas.co.id
http://www.mobiljogja.com
http://www.situsotomotif.com
http://www.mobilku.com
http://mobilbekasblog.com



dah trimakasih   

Senin, 10 Oktober 2011

Suzuki Spin 125, Tematis Falling In Love

Suzuki Spin 125, Tematis Falling In Love


Suzuki Spin 125 milik Bani Abdilah, pantas dinobatkan sebagai juara pertama kelas airbrush grafis di MOTOR Plus Skubek Contezt 2011,(21-22/5) lalu. Pasalnya sarat garis penbrush, berbeda dengan yang ditawarkan rivalnya.

Menurut warga Jl. Kayu Tinggi, Cakung Timur, Jakarta Timur ini, tema airbrush yang jadi konsep modifikasinya konon sang pemilik sedang merasakan jatuh cinta. “Bahasa sononya ‘falling in love’ lah,” canda pria kelahiran 1986 ini.

Benar saja. Seperti layaknya orang sedang kasmaran, apapun yang dilihat akan terasa sangat indah. Seperti cerah nya warna yang diplih juga komposisi pengaturan gambar yang ditorehkan ke sekujur bodi matik berlogo ‘S’ ini.

“Kelihatan cerah bukan cuma dari pemilihan warna yang dominan berani. Juga memaksimalkan glitter ke setiap bagian bodi yang kena semprot, baik dasar maupun garis-garis yang ada pada gambar,” lanjut Bani.

Tanda mewakili pemilik sedang jatuh cinta, ada di beberapa bagian cover bodi, dikasih gambar hati dan coretan kembang serta garis bercorak triball.

Dan kebiasaan setiap orang sedang jatuh cinta, seperti terbang di angkasa. Maka Bani yang percaya Toer Cat Airbrush sebagai eksekutor pun menambah gambar awan ke bagian tertentu.

Lantas biar warna tidak tenggelam, komponen berkelir gelap kena semprot cat cerah. Bisa dilihat crankcase mesin, cover CVT, pelek, teromol hingga cakram.

“Jok pun dibungkus kulit yang warna tidak bikin mati kelir lain. Selain dicustom, paduan warna cream dan kuning dirasa sangat tepat,” aku Bani.
DATA MODIFIKASI
Ban depan : FDR Drax 50/90-17
Ban belakang : IRC 80/90-17
Cakram depan : Variasi
Cover kipas : Variasi
Knalpot : Custom
 
 
sumber : http://motorplus.otomotifnet.com

Resistor

Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan listrik di antara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm:
Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat diboroskan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi.
Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, resistor harus cukup besar secara fisik agar tidak menjadi terlalu panas saat memboroskan daya.

SATUAN
Ohm (simbol: Ω) adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama George Simon Ohm. Biasanya digunakan prefix miliohm, kiloohm dan megaohm.


KONSTRUKSI

Komposisi karbon

Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif berbentuk tabung dengan kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan resistor dilindungi dengan cat atau plastik. Resistor komposisi karbon lawas mempunyai badan yang tidak terisolasi, kawat penghubung dililitkan disekitar ujung unsur resistif dan kemudian disolder. Resistor yang sudah jadi dicat dengan kode warna dari harganya.
Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan isolator (biasanya keramik). Resin digunakan untuk melekatkan campuran. Resistansinya ditentukan oleh perbandingan dari serbuk karbon dengan bahan isolator. Resistor komposisi karbon sering digunakan sebelum tahun 1970-an, tetapi sekarang tidak terlalu populer karena resistor jenis lain mempunyai karakteristik yang lebih baik, seperti toleransi, kemandirian terhadap tegangan (resistor komposisi karbon berubah resistansinya jika dikenai tegangan lebih), dan kemandirian terhadap tekanan/regangan. Selain itu, jika resistor menjadi lembab, bahang dari solder dapat mengakibatkan perubahan resistansi yang tak dapat dikembalikan.
Walaupun begitu, resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah diberikan tegangan lebih ataupun panas lebih.
Resistor ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal. Resistansinya berkisar antara beberapa miliohm hingga 22 MOhm.

FILM KARBON
Selapis film karbon diendapkan pada selapis substrat isolator, dan potongan memilin dibuat untuk membentuk jalur resistif panjang dan sempit. Dengan mengubah lebar potongan jalur, ditambah dengan resistivitas karbon (antara 9 hingga 40 µΩ-cm) dapat memberikan resistansi yang lebar[1]. Resistor film karbon memberikan rating daya antara 1/6 W hingga 5 W pada 70 °C. Resistansi tersedia antara 1 ohm hingga 10 MOhm. Resistor film karbon dapat bekerja pada suhu di antara -55 °C hingga 155 °C. Ini mempunyai tegangan kerja maksimum 200 hingga 600 v[2].


FILM LOGAM


Unsur resistif utama dari resistor foil adalah sebuah foil logam paduan khusus setebal beberapa mikrometer.
Resistor foil merupakan resistor dengan presisi dan stabilitas terbaik. Salah satu parameter penting yang memengaruhi stabilitas adalah koefisien temperatur dari resistansi (TCR). TCR dari resistor foil sangat rendah. Resistor foil ultra presisi mempunyai TCR sebesar 0.14ppm/°C, toleransi ±0.005%, stabilitas jangka panjang 25ppm/tahun, 50ppm/3 tahun, stabilitas beban 0.03%/2000 jam, EMF kalor 0.1μvolt/°C, desah -42dB, koefisien tegangan 0.1ppm/V, induktansi 0.08μH, kapasitansi 0.5pF[3].

PENANDAAN RESISTOR

Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau abu-abu.
Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%. Resistor dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%) pada ujung lainnya.


IDENTIFIKASI 4 PITA

Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang pita kelima menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.
Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%. Deskripsi yang lebih mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan pita kedua, biru, mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode untuk toleransi ± 2%, memberikan nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%.
Warna Pita pertama Pita kedua Pita ketiga
(pengali)
Pita keempat
(toleransi)
Pita kelima
(koefisien suhu)
Hitam 0 0 × 100

Cokelat 1 1 ×101 ± 1% (F) 100 ppm
Merah 2 2 × 102 ± 2% (G) 50 ppm
Oranye 3 3 × 103
15 ppm
Kuning 4 4 × 104
25 ppm
Hijau 5 5 × 105 ± 0.5% (D)
Biru 6 6 × 106 ± 0.25% (C)
Ungu 7 7 × 107 ± 0.1% (B)
Abu-abu 8 8 × 108 ± 0.05% (A)
Putih 9 9 × 109

Emas

× 10-1 ± 5% (J)
Perak

× 10-2 ± 10% (K)
Kosong


± 20% (M)





IDENTIFIKASI 5 PITA

Identifikasi lima pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%), untuk memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama menunjukkan harga resistansi, pita keempat adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi. Resistor lima pita dengan pita keempat berwarna emas atau perak kadang-kadang diabaikan, biasanya pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien suhu.

RESISTOR PASANG-PERMUKAAN


Resistor pasang-permukaan dicetak dengan harga numerik dengan kode yang mirip dengan kondensator kecil. Resistor toleransi standar ditandai dengan kode tiga digit, dua pertama menunjukkan dua angka pertama resistansi dan angka ketiga menunjukkan pengali (jumlah nol). Contoh:
"334" = 33 × 10.000 ohm = 330 KOhm
"222" = 22 × 100 ohm = 2,2 KOhm
"473" = 47 × 1,000 ohm = 47 KOhm
"105" = 10 × 100,000 ohm = 1 MOhm
Resistansi kurang dari 100 ohm ditulis: 100, 220, 470. Contoh:
"100" = 10 × 1 ohm = 10 ohm
"220" = 22 × 1 ohm = 22 ohm
Kadang-kadang harga-harga tersebut ditulis "10" atau "22" untuk mencegah kebingungan.
Resistansi kurang dari 10 ohm menggunakan 'R' untuk menunjukkan letak titik desimal. Contoh:
"4R7" = 4.7 ohm
"0R22" = 0.22 ohm
"0R01" = 0.01 ohm
Resistor presisi ditandai dengan kode empat digit. Dimana tiga digit pertama menunjukkan harga resistansi dan digit keempat adalah pengali. Contoh:
"1001" = 100 × 10 ohm = 1 kohm
"4992" = 499 × 100 ohm = 49,9 kohm
"1000" = 100 × 1 ohm = 100 ohm
"000" dan "0000" kadang-kadang muncul bebagai harga untuk resistor nol ohm
Resistor pasang-permukaan saat ini biasanya terlalu kecil untuk ditandai.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Resistor

Jumat, 30 September 2011

MODIFIKASI SUZUKI SPIN sumber:suzukimodif.blogdrive.com

Sama seperti Ibu atau Pak Guru bilang ketika kita duduk di bangku Sekolah Dasar. Katanya kalau dua kutub magnet yang sama, tidak akan tarik menarik. Malah bakal tolak menolak. Lain halnya jika yang satu lagi dari kutub berbeda. Baru deh bersatu.
Konsep begitu itu yang dipakai Johny Lipurnomo, sebagai bahan kala mengubah tampilan Suzuki Spin 125 miliknya. “Tampilan standar, berubah jadi sosok skubek modern dan futuristik,” ujar pemilik gerai variasi Custom World di Jl. Sumagung III, Blok E3, No. 1, Kelapa Gading, Jakarta Utara.


Itu karena modifikator senior berusia 42 tahun ini, mengusung konsep elegan dan sport. Secara logis, antara elegant dengan sport itu bertolak belakang, lho. Namun di tangan dingin Johny, konsep itu bisa disatukan.


Konsep elegan dipancarkan dari pemakaian pelek model full. Dengan desain menutupi bagian tengah pelek, skubek terkesan penuh karisma dan kokoh. “Tampilan ini, juga karena didukung pemakaian cakram lebar bundar ukuran 320 mm,” kata Johny.

Nah, itu pancaran kutub elegannya. Lain lagi dengan kutub sporty yang penuh nuansa kecepatan. Hal ini tercermin dari pengaplikasian cover bodi bermotif karbon. “Bukan sembarang motif, itu corak paling baru. Desain lebih kecil-kecil. Jadi nggak pasaran tuh,” bangga pria berkacamata ini.

Enggak cuma itu! Kesan sporty juga dipancarkan dari desain batok lampu depan. Oleh Johny, batok depan standar diganti milik Suzuki Arashi 125. Hasilnya, selain sporty juga futuristik kan.


Iya sih, tapi kemana lampu utamanya tuh? Yup, itu konsekuensi yang harus dibayar. Karena terbatas waktu buat ikut contezt, jadi nggak sempat mengadakannya. “Tapi dengan begini, malah lebih terlihat futuristik. Lagipula, motor ini juga buat contezt aja kan, bukan untuk harian,” kata pria ramah ini.

Selain lampu, masih ada kesan sport lainnya. Yaitu, pengaplikasian knalpot dobel. Tapi lucunya, meski pakai dua saluran buang, hanya satu knalpot yang dilengkapi silincer. Sedang satunya lagi tidak. Menurut Johny, ide ini diambil dari kuda besi pacuan MotoGP.

Ide muluk. Tapi sayang, ketika contezt modif Suzuki Spin 125 di Bali beberapa waktu lalu, skubek ini hanya menyabet posisi dua di kelas Fashion. Meski begitu, nggak ada salahnya meniru gaya modif yang disodorkan? Apalagi terbukti dua kutub jadi satu?

BUKAN TABUNG SOK
Ada satu tampilan yang mencuri perhatian. Yaitu, peletakan tabung di tengah dek pengendara. “Oh, itu tabung variasi. Tapi bukan sekadar variasi,” ujar pemilik modifikator penyandang gelar bolt-on ini.
    
Nah, itu dia. Awalnya, dikira kalau itu tabung buat reservoir yang berasal dari sokbreker belakang. Tapi nyatanya bukan. “Tabung itu berfungsi sebagai pendingin atau macam slang hawa,” katanya. Nah, jalur tabung hawa itu berasal dari rumah CVT.



Data modifikasi

Ban depan-belakang

Race Tech 80/80-17
Pelek depan
EVO 1,60X17
Pelek belakang
EVO 1,85X17
Cakram depan 
Cyber Woks
Cakram belakang
Brembo
Sok depan 
WP Suspension
Sok belakang
WP Suspension
Batok lampu 
Suzuki Arashi 125